Prinsip berdagang Nabi Muhammad SAW beserta Ayat dan hadis tentang kewirausahan

Oleh Syifa Salsabila. 

AYAT DAN HADIST TENTANG KEWIRAUSAHAAN.

Dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 88 dikenal kata “itqon” yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna.

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (٨٨)

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, pedahal is berjalan sebagai jalan awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah:

Kreatif dan Inovatif

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

عَنْ عَاصِمْ بْنِ عُبَيْدِ الله عَنْ سَالِمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ )أخرجه البيهقى(

“Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).

Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.

PRINSIP BERDAGANG NABI MUHAMMAD SAW.

Nabi Muhammad SAW tidak hanya menggunakan data untuk memikirkan bagaimana caranya meningkatkan pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan menaikkan omzet perdagangan. Tetapi dia menggunakan kebiasaan orang-orang untuk menciptakan batasan-batasan perilaku yang akan mendukung pada praktik perdagangan.


Nabi Muhammad SAW lebih condong memerhatikan individu yang akan menggunakan data daripada hanya memerhatikan data tersebut. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW tidak hanya melakukan sebuah marketing yang berbeda tapi dia pun mampu meletakkan tahapan-tahapan yang dia lalui sebagai bentuk pemasaran yang lebih baik dan menggeser sistem pemasaran konvensional yang berlaku pada saat itu.


Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh bahwa sebuah hubungan yang baik antar sesama manusia tidak hanya dapat memberikan keuntungan dalam hal berdagang, tetapi juga memberikan ketenangan dalam hati. Niat baik menjadi aset nomor satu bagi para pengusaha dan hal ini tidak akan dapat diwujudkan tanpa adanya hubungan yang baik antara pedagang dengan konsumennya.

terdapat 4 prinsip-prinsip berdagang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut ini ke-4 prinsip bisnis tersebut.


1. Shiddiq : Benar. Tak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat.

2. Amanah : Terpercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan.


3. Fathanah : Cerdas. Pandai menghasilkan dan melihat peluang keuntungan tanpa menipu


4. Tabligh : Menyampaikan. Memiliki kemampuan negosiasi, membangun komunikasi dan reputasi yang baik.


Komentar